Sabtu, 21 September 2013

Berita Sore , Dulu saya sering dikucilkan Oleh Kulit Puti. Prabowo Subianto

Dalam wawancara eksklusif dengan tabloid "The Politic", Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa masa kecilnya banyak dipengaruhi oleh kakek beliau, Margono Djojohadikusumo.
http://www.youtube.com/watch?v=3vEVZt0M1YY&feature=youtu.be

Pertempuran Lengkong di Tangerang yang menewaskan dua orang anak dari Margono Djjojohadikusumo, yakni Subianto dan Sujono memberikan warna tersendiri bagi masa kecil seorang Prabowo. "Akhirnya waktu saya lahir, saya diberkan nama Prabowo Subianto agar seolah-olah menggantikan anaknya yang gugur, untuk meneruskan cita-cita mereka".

"Di meja makan, kita selalu mendengar cerita-cerita kepahlawanan. Cerita-cerita kesatria. Kakek saya adalah seorang Jawa tulen, dan beliau memanggil saya dengan sebutan Gatot Koco" lanjut Prabowo. "Saya besar di Jalan Sisingamaraja, Jakarta. Ayah saya Sumitro Djojohadikusumo waktu itu Guru Besar di Universitas Indonesia. Karena kegiatan utamanya di UI, saya sering dibawa oleh beliau untuk datang ke Fakultas Ekonomi UI di Salemba."

Prabowo melanjutkan wawancara dengan menceritakan bagaimana pengalaman beliau hidup di masa pertempuran ideologi antara komunisme dan nasionalisme, PRRI, pengungsian ke luar negeri, bagaimana Sumitro Djojohadikusumo mendidik Prabowo agar tidak manja, dan sekolah di luar negeri.

"Waktu saya sekolah di luar negeri, seringkali saya satu-satunya anak yang bukan kulit putih. Bagi saya itu adalah suatu pengalaman yang sangat mendidik. Pada saat itu, tahun 50, tahun 60, rasa superioritas bangsa barat sangat tinggi. Di sekolah saya sering dihina. Saya merasakan bagaimana hidup sebagai minoritas. Mungkin inilah juga yang memupuk rasa nasionalisme saya. Nasionalisme saya makin kental karena pendidikan saya."

0 komentar: