Hasil survei Litbang Kompas terhadap
calon Presiden (Capres) yang dilansir Senin (26/8/2013), masih menempatkan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi masih di urutan atas dengan
tingkat keterpilihan (elektabilitas) mencapai 32,5 persen, melesat jauh
dibandingkan Desember 2012 yang hanya sekitar 17.7 persen.
Pada posisi selanjutnya Capres dari
Partai Gerindra Prabowo Subianto di urutan kedua dengan elektabilitas 15,1
persen, lalu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri 9.3 persen, Capres Partai
Golkar Aburizal Bakrie 8,8 persen, dan Mantan Wapres Jusuf Kalla 6,7 persen.
Sementara nama-nama Capres yang
kerap disebut publik seperti Mahfud MD, Dahlan Iskan, Wiranto, dan lainnya
masih dibawah 5 persen tingkat elektabilitasnya.
Menanggapi hal tersebut, Anggota
Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat menegaskan
Prabowo dan Jokowi akan mewarnai arah politik negara ini kedepan. "Hasil survey kompas tersebut mengisyaratkan bahwa rakyat menginginkan perubahan. Sudah tidak menginginkan status quo," kata Martin ketika dikonfirmasi, Senin (26/8/2013).
Prabowo dan Jokowi akan mewarnai arah politik negara ini kedepan. "Hasil survey kompas tersebut mengisyaratkan bahwa rakyat menginginkan perubahan. Sudah tidak menginginkan status quo," kata Martin ketika dikonfirmasi, Senin (26/8/2013).
Dijelaskan kalau kedua tokoh
tersebut dipasangkan pada pemilu Presiden 2014 yang akan datang maka ini akan
menjadi calon Presiden terpopuler dan paling tinggi elektabilitasnya.
"Akan jauh mengalahkan pasangan-pasangan yang lain," kata dia.
Lanjut Martin, hampir dipastikan
pilpres akan menjadi satu putaran sehingga menghemat biaya pilpres.
"Kalau keduanya bisa
berpasangan dan mendpt apresiasi tinggi dari masyarakat maka Gerindra akan
sangat berbangga, karena Jokowi juga adalah gubernur DKI yang dicalonkan Pak
Prabowo untukk dipersiapkan menjadi pemimpin bangsa dimasa datang. Jokowi pun
mengakui bahwa pak Prabowo sangat berjasa dlm menjadikannya sebagai gubernur
DKI," kata Martin.
0 komentar:
Posting Komentar